Wisata Alam Jelajah Lombok : Tanjung Ringgit dan Jeeva Beloam Beach Camp
Tempat Wisata Tanjung Ringgit
Wisata Alam - Seperti yang saya informasikan sebelumnya, Tanjung Ringgit berada tidak jauh dari Pink Beach. Dari pertigaan Pink Beach anda terus ke arah atas. Berbeda dengan jalan sebelumnya, arah ke Tanjung Ringgit ini masih terlihat tidak banyak aspal walau rusak, lubang-lubangnya pun lumayan besar. Lokasi ini jarang sekali di kunjungi oleh wisatwan sebab terlihat semak belukar yang tidak banyak menutupi jalan dari arah kiri kanan jalan. Driver kami sempat turun guna memangkas semak-semak memakai parang. Sebelumnya driver kami meminta tambahan ongkos Rp. 200.000 guna ke tempat ini. hingga di tempat tertinggi kami hingga di menara pengawas, di sini tampak tower dan lokasi tinggal penjaganya. Tower ini dipakai untuk memantau lalu-lalang kapal sebab tanjung ini sedang di selat antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Memangkas semak-semak yang menutupi jalan |
Melewati sisi kanan bangunan ini, mobil masih dapat masuk meskipun melalui jalan tanah. Jalan menurun landai, di kanan telah terlihat tebing-tebing curam dan tanjung-tanjung yang menjorok ke laut.terlihat di depan mata lautan biru membentang luas dan ombak-ombak besar menghempas karang. Mobil kami parkir di di antara pohon kecil, tidak ada tempat yang teduh di sini, karena wilayah ini di kekuasaan oleh semak dan savana sampai-sampai terasa paling panas.
Kondisi alam di Tanjung Ringgit |
Berjalan tidak banyak sebelah kiri kita dapat menemukan meriam Jepang bekas Perang Dunia ke-dua. Kondisinya masih cukup bagus dan telah dipagar beton. Memang tempat ini paling strategis untuk menanam meriam sebab berhadapan dengan selat lokasi hilir mudik kapal. Jadi kalo terdapat kapal musuh lewat atau mau tiba akan di tembak dengan meriam ini sama Jepang.... jahatttt....!!!
Meriam Jepang |
Dari meriam Jepang anda lanjut ke tanjung yang menjorok ke laut, dengan tebing tegak lurus dan berhadapan langsung dengan laut bebas. Tanjung-tanjung yang menjorok ke laut ini, diantaranya akan menyusun teluk dan pantai. Hanya saja, di sini tidak terdapat akses ke bawah, sebab kondisinya yang paling curam. Bisa saja nanti suatu ketika kalau wilayah ini dikelola bakal ada akses ke bawah laksana halnya di Diamond Beach atau Pantai Atuh di Nusa Penida-Bali. Di sisi tebing ini kita dapat berfoto-foto namun harus hati-hati, tidak boleh sampai kecemplung ke laut, bila kecemplung gak dapat naik lagi hehehe.
Di sini menurut keterangan dari info nya terdapat goa besar di bibir tebing. Karena penasaran kami mencari-cari petunjuk. Berjalan menyusuri sisi tebing sampai ke ujung tanjung yang berhadapan langsung dengan lautan lepas dan tampak Pulau Sumbawa. Akhirnya kami mengejar jalan turun dibibir tebing namun melulu sampai di tengah, menengok ke bawah tampak mulut gua namun bukan berupa darat tetapi laut dalam. Akhirnya kami pulang ke parkiran, dan sejumlah hari lantas kami baru tahu bahwa jalan ke goa besar itu bukan jalan yang kami lewati, dan jalan mesuknya sedang di atas goa hahahha.
Pintu goa terlihat dari atas tebing |
View di sekitar goa |
Dari Tanjung Ringgit telah mulai sore, sebelum kembali kami mampir di Jeeva Beloam yang masih berdampingan dengan Tanjung Ringgit dan Pink Beach. Bagi ke sini kami telah janjian dulu dengan Mas Mahli yang adalahteman dari rekan kami, Santi (yang dulu bersama ke Sombori-Labengki). Sampai di gerbang depan yang di jaga satpam, ditanya maksud dan destinasi dan yang urgen bertemu dengan siapa. Setelah satpamnya menghubungi Mas Mahli baru kami diijinkan masuk.
Gerbang masuk Jeeva Beloam |
Jalan dari gerbang ke resort kira-kira 300m melalui hutan.. ya sebab resort ini berada di area hutan perhutani dan berikut satu-satunya resort yang berada di area ini. dan jalannnya alami alias jalan tanah hahaha. Sampai di parkiran lantas kami ketemu mas Mahli dan di antar ke pantai yang berjarak selama 100m. Semua bangunan di sini tercipta dari kayu, ini dapat disaksikan dari rumah-rumah pegawai dan kantor. Mendekati pantai tampak resort-resort mewah yang terbagi di dua area, deretan kiri yang menghadap ke teluk/pantai dan unsur kanan berada agak jauh dari pantai/di antara pepohonan. Di tengah, menghadap ke pantai ada kantin/kafe. Design bangunan di sini tampak menyatu dengan alam. Bagi menginap di sini informasinya bertarif Rp. 3.000.000-Rp. 3.500.000 per malam. Sebelum kejadian gempa, di ketika tamu resort ramai, pengunjung umum laksana kami yang tidak menginap tidak diizinkan masuk. Namun sejak gempa lalu, tamu-tamu paling sepi sampai-sampai pengunjung umum diizinkan masuk dengan menunaikan Rp. 150.000/orang atau melakukan pembelian barang di kantin yang memasarkan makanan/minuman ringan. Saat kami berangjangsana ke sini melulu ada 1 resort yang ditempati oleh tamu asing.
Resort-resort yang menghadap ke pantai/teluk |
Nah guna pantainya sendiri pastilah dapat di tebak.... bagus banget!!!!. Pasir pantainya putih dan paling halus laksana tepung yang halus lembut. Berada di teluk kecil dengan perbukitan di kiri kanannya. Dengan garis pantai yang tidak terlampau panjang sangat sesuai menjadi private beach suatu resort.
Pantai Jeeva Beloam |
Di sebelah kanan ada tanjung dengan bentuknya yang iconik, yakni Tanjung Beloam. Bukit yang menjorok ke laut ini memiliki penghubung dengan bukit seakan-akan berupa suatu jembatan. Bagi ke tanjung itu dari resort sebenarnya dapat melewati jalan setapak melalui bukit tetapi telah lama tertutup dan belum dimulai lagi. Atau dapat melewati jalan beda (tanpa masuk ke resort) melalui jalan setapak melalui hutan perhutani. Mungkin andai ada usia panjang, andai ke Lombok kami bakal ke Tanjung Beloam lagi.
Sembari bermain-main di pantai, kami memesan minuman enteng dan french fries (yang saat pulang, total 3 minuman dan french friesh selama Rp 130.000). Duduk santai merasakan angin sepoi-sepoi dan memiliki mimpi bisa menginap di sini hahahhaha...... Sore, kami minta pamit ke Mas Mahli yang sedang mempercantik lingkungan resort, mulai menyambut wisata Lombok yang mulai menggeliat lagi.
Menikmati minuman dan makanan ringan di depan café |
Sampai di Mataram telah malam, dan menu malam ini ialah Ayam Taliwang yang jadi karakteristik nya Lombok. Ayamnya ayam dusun dan 1 ekor ternyata hahhaha..... Memang bila liburan, belum menyeluruh rasanya tanpa meniccipi menu khas wilayah yang anda singgahi.
Masakan khas Lombok: Ayam Taliwang |
Post a Comment