Brand Activation Indonesia
Perbaikan itu antara lain memastikan advertisers dari best 20 publicists yang biasa dikeluarkan Nielsen masuk ke dalam inspecting outline—meskipun sebagian besar dari mereka sejatinya sudah masuk ke dalam database advertisers pengguna jasa agensi komunikasi yang sudah ada dalam kerangka testing kami.
Perbaikan lain yang kami lakukan adalah perampingan kriteria penilaian. Kalau dulu ada sembilan variable untuk menilai kinerja agensi—sehingga PPPI menilainya terlalu kompleks atau rumit, maka kini hanya ada lima variable yang dievaluasi, yaitu inovasi, reputasi, pemahaman agensi terhadap mark dan target gathering of people klien, benefit, dan rekomendasi.
Brand Activation Indonesia - Perbaikan lainnya adalah perampingan jenis agensi yang disurvei. Kalau dulu kami mengevaluasi tujuh kategori agensi, maka pada tahun ini kami hanya mengevaluasi lima kategori agensi, yaitu agensi Media Specialist, Creative Advertising, Digital, Brand Activation, dan Public Relations (PR). Kategori agensi Branding dikeluarkan dari survei mengingat populasi jenis agensi ini di Indonesia masih sedikit. Sedangkan kategori agensi Research kami keluarkan dari survei karena dinilai tidak serumpun dengan agensi komunikasi pemasaran.
Adapun kategori agensi PR, meskipun dinilai tidak serumpun dengan agensi komunikasi pemasaran—dilihat berdasarkan partner nya di perusahaan klien, kami tetap men-survei-nya karena kini banyak perusahaan justru menggunakan jasa agensi PR untuk menciptakan publisitas bagi mark nya. Namun demikian, untuk menjaga kredibilitas hasilnya, khusus untuk survei agensi PR, kami menggunakan testing outline yang berbeda, yaitu komunitas PR People di perusahaan klien dan sebagian advertisers yang pernah menggunakan PR Agency.
Survei dilakukan melalui telesurvey dan online review pada Maret-Mei 2015 di Jakarta kepada responden advertisers (untuk agensi Advertising, Media Specialist, Digital, dan Brand Activation), dan PR people groups (untuk agensi PR). Para responden ini adalah orang-orang yang terlibat dalam expositions pemilihan agensi di perusahaan klien. Mereka berada di level pengambil keputusan (chief), influencer dalam compositions pengambilan keputusan tersebut, dan orang yang berhubungan langsung dengan pihak agensi dalam eksekusi pekerjaannya (client).
Jumlah add up to responden sebanyak 315 orang, berasal dari berbagai level jabatan, mulai dari director, senior administrator, general chief, VP, direktur, sampai presiden direktur. Sedangkan latar belakang industrinya terdiri dari purchaser merchandise, jasa keuangan, farmasi, retail, telekomunikasi, makanan dan minuman, otomotif, properti, mold, neighborliness, dan lain-lain.
Sejatinya kami berharap dapat menjaring main 10 office di masing-masing kategori. Namun karena ini adalah survei encounter, bukan survei discernment—sehingga responden harus benar-benar memiliki pengalaman dengan agensi yang bersangkutan, dan responden pengguna agensi biasanya jumlahnya relatif tidak banyak, maka kami hanya berhasil menjaring Top 6 untuk PR Agency, Top 5 untuk Media Specialist Agency, Top 6 untuk Creative Advertising Agency, Top 3 untuk Brand Activation Agency, dan Top 4 untuk Digital Agency. Dan inilah hasilnya.
Post a Comment